Notice: Use of undefined constant judul - assumed 'judul' in /opt/lampp/htdocs/sipasada/view/berita.php on line 72
 
 
 
05-October-2017
 

Besarnya potensi untuk budidaya tanaman kelapa sawit di Kabupaten Tapanuli Selatan


            Kelapa Sawit ( Elais guineensis Jacg) merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh pada keadaan iklim dan karakteristik tanah ; Suhu (18-320 C), Curah hujan tahunan (2.000 - 2.500 mm/tahun), Ketinggian (25-200 mdpl), Topografi (datar-berombak), Kemiringan (0-15%). Keadaan ini sangat sesuai dengan keadaan iklim dan karakteristik tanah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan curah hujan tahunan (2.572 mm/tahun) sedangkan suhu dan kemiringan lahan tergantung pada lokasi lahan. Selanjutnya untuk ketinggian tanah, 7 dari 14 Kecamatan yang berada diwiliayah Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan mempunyai ketinggian tanah yang sesuai untuk tanaman kelapa sawit seperti : Batang Angkola, Sayurmatinggi, Angkola Selatan, Batang Toru, Muara Batang Toru, Angkola Sangkunur dan Tano Tombangan.

            Besarnya potensi untuk budidaya tanaman kelapa sawit di Kabupaten ini juga ditunjang dengan telah berdirinya beberapa Pabrik Kelapa Sawit yang dimiliki Perusahaan Pengolah Buah Kelapa Sawit baik itu perusahaan Penanaman Modal Asing (PT. Austindo Nusantara Jaya Agri) maupun Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PT. Maju Indo Raya, PT. Samukti Karya Lestari) serta Perusahaan Nasional (PT. Perkebunan Nusantara III). Tentunya kehadiran Pabrik ini akan mempermudah penjualan buah sawit.

            Saat ini perkebunan rakyat yang telah ditanami kelapa sawit 5.186 Ha (Sumber : Dinas Perkebunan Rakyat Kabupaten Tapanuli Selatan 2015) sedangkan perkebunan yang dimiliki oleh Perusahaan 32.133 Ha (Sumber : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, 2016). Masih besarnya potensi untuk pengembangan budi daya tanaman kelapa sawit di Kabupaten ini sangat menjanjikan bagi masyarakat dan perusahaan untuk menanamkan modalnya. Namun, kiranya pengembangan tanaman ini lebih dititik beratkan dengan program Intensifikasi. Oleh karena itu kemajuan teknologi baik itu peralatan pertanian, ilmu cocok tanam maupun teknologi rekayasa genetika dapat dijadikan strategi mendasar untuk meningkatkan hasil produksi tanaman ini.



Ali Nurrakhmad Siregar, ST, M.Sc
Kepala Seksi Perencanaan Penanaman Modal
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Daerah